Pada masa mudanya Bung Karno pernah diasingkan di Flores tepatnya di Ende, Nusa Tenggara Timur oleh pihak Belanda sebagai tahanan politik. Bung Karno yang saat itu berusia 35 tahun harus menjalani hukuman pembuangan sebagai tahanan politik di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Di rumah pengasingan ini, Sang Proklamator bersama istrinya Inggit Ganarsih, mertuanya Ibu Amsih, dan dua anak angkatnya Ratna dan Kartika, menghabiskan waktu mereka sebagai tahanan politik.
Bung Karno aktif memberikan kritik kepada Belanda dan gerak-geriknya mengobarkan semangat rakyat Indonesia dinilai berbahaya bagi Belanda sehingga diasingkan di Ende. Soekarno diasingkan ke Ende, Flores pada 14 Januari 1934. Ia diasingkan di sana selama empat tahun (1934-1938), setelah itu diasingkan lagi ke Bengkulu.
Berwisata ke rumah pengasingan Bung Karno mempunyai nilai tersendiri untuk mengetahui cikal bakal berdirinya Indonesia Raya. Di sini jugalah Bung Karno merumuskan pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Konon cerintanya Bung Karno merumuskan 5 butir pancasila di bawah pohon Sukun. Lokasinya sekarang berada di alun-alun kota Ende, di sini juga dibangun patung pancasila untuk mengenang jasa Bung Karno bagi rakyat Indonesia.
Transportasi menuju rumah pengasingan Bung Karno
Transportasi ke kota Ende dapat dicapai melalui Bandar Udara Ipi dengan jenis pesawat Fokker 28. Pilihan lain ada pelabuhan yang menghubungkan Ende ke kota-kota lainnya seperti Kupang, Mataram, Denpasar, Surabaya, dan lainnya.
Angkutan kota dan pedesaan dapat Anda manfaatkan di Ende untuk berkeliling di 5 terminalnya. Paling murah tarifnya Rp5.000,00.
Hotel/ penginapan
Ada beberapa hotel di Ende yang dapat Anda pilih sesuai kebutuhan. Berikut referensinya:
Mentari Hotel
Jl. Pahlawan, Ende
+62 381 21292
Grand Wisata Hotel
Jl. Kelimutu, Ende
+62 381 24010 | +62 381 22974
0 komentar:
Posting Komentar