Mungkin diantara para pembaca sudah ada yang pernah mengunjungi danau Kelimutu, pernah melihat pada tayangan televisi, atau bahkan masih dalam angan-angan untuk pergi kesana. Pada umumnya wisata danau Kelimutu sudah menjadi satu paket dengan Rumah Asing Bungkarno di Ende, Nua Tenggara Timur. Kelimutu terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, sekitar 66 km dari kota Ende dan 83 kilometer dari Maumere.
Moni merupakan kota yang paling dekat, terletak di kaki Gunung Kelimutu. Kota kecil ini merupakan pintu gerbang menuju danau Kelimutu. Jarak antara Moni dan Kelimutu sekitar 15 km. Anda bisa menggunakan ojek, mobil, atau modal transportasi umum untuk membawa ke area parkir sebelum menuju puncak Gunung Kelimutu. Terdapat bus ke Ende dari Maumere yang melewati Moni. Orang setempat menyebutnya bus kayu atau oto kol. Selain bus kayu juga terdapat mobil Xenia, Avanza, dan Inova sebagai alternatif transpot menuju Kelimutu. Lebih baik menggunakan sewa mobil Inova atau Xenia biasanya dari pihak mereka sudah menjadi guide wisata danau Kelimutu. Dari sana, Anda harus bejalan sekitar 15 km menuju lokasi danau. Setiap hari, tersedia penerbangan dari Denpasar dan Kupang ke Maumere. Jika Anda ingin informasi lebih lengkap silakan menuju transportasi di Labuan Bajo atau Flores.
Ini dinamakan Bus Kayu/ Oto Kayu
Danaua Kelimutu terdiri dari tiga danau, ketiganya memiliki warna yang berbeda-beda. Tiga danau yang letaknya berdekatan satu sama lain itu juga “tidak bernama” hanya semuanya disebut "danau Kelimutu". Di sisi timur, terdapat dua danau, yang airnya masing-masing berwarna hijau dan cokelat tua. Untuk danau yang berwarna hijau, masyarakat biasanya menyebutnya dengan danau arwah muda-mudi (tiwu nua muri ko’o fai). Yang berwarna cokelat tua disebut danau arwah tukang tenung atau orang jahat (tiwu ata polo). Di sisi barat ada satu danau yang berwarna hijau lumut atau gelap, yang biasa disebut danau arwah orangtua (tiwu ata mbupu).
Perubahan Warna
Sejumlah kalangan menduga, perubahan warna air di danau itu disebabkan aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan singkat bahwa perubahan warna air ke biru putih (sekarang hijau) dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu.
Sementara itu, meningkatnya konsentrasi besi (Fe) dalam fluida menyebabkan warna merah hingga kehitaman (sekarang cokelat tua). Adapun warna hijau lumut dimungkinkan dari biota jenis lumut tertentu.Lalu soal dinding pemisah antara tiwu nua muri ko’o fai dengan tiwu ata polo diberikan penjelasan singkat bahwa dari sudut geologi, bagian dinding danau merupakan bagian yang paling labil. Dengan posisi berdekatan, apalagi jika terjadi gempa dengan skala besar, tidak menutup kemungkinan kedua danau ini akan menyatu. Selain itu, mengingat Pulau Flores termasuk daerah rawan gempa, diperlukan kajian untuk dapat menginformasikan kepada wisatawan pada lokasi mana harus berlindung ketika berada di sekitar danau Kelimutu.
Gambar danau Kelimutu pada uang Rp. 5.000,00 1992-199
Sejarah Asal-Usul Danau Kelimutu
Kelimutu merupakan gabungan dari kata keli yang berarti gunung dan mutu yang berarti mendidih itu merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang sangat terkenal di Pulau Flores, selain Komodo, kampung tradisional Bena dan Taman Laut Riung yang indah.Bagi Anda yang sempat berkunjung ke Flores, kunjungan Anda ke Flores di NTT belum lengkap bila belum sempat mampir ke Danau Kelimutu yang terletak di Gunung Kelimutu. Danau ini menyuguhkan pemandangan danau 3 warna yang pada waktu waktu tertentu warnanya dapat berubah.
Danau Kelimutu ditemukan oleh Van Suchtelen, pegawai Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Danau ini mulai dikenal setelah Romo Bouman menerbitkan artikel mengenai Danau Kelimutu.Danau vulkanik itu dianggap ajaib atau misterius, karena warna ketiga danau tersebut berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.Awalnya Danau Kelimutu dikenal memiliki tiga warna, yakni merah, putih dan biru, dibeberapa dokumen yang ada, danau yang sekarang berwarna hitam, dulu sebelum tahun 1970 berwarna merah, seperti terlihat pada lembaran uang kertas RI harga Rp 5.000 yang lama.
Penduduk setempat meyakini bahwa perubahan warna ketiga danau tersebut menunjukkan gejala alam yang akan timbul seperti gunung berapi meletus, adanya longsor, musibah alam lainnya atau musibah lainnya. Untuk menapaki puncak Kalimutu, ada beberapa pilihan untuk mencapai puncak Kelimutu, yakni dengan berjalan kaki, naik kuda, menyewa motor dan menyewa mobil.
Tips Supaya Melihat Danau Tiga Warna
Berdasarkan pengamanan Saya selaku penulis artikel ini agar bisa melihat danau 3 warna, Anda harus mendaki ke puncak gunung Kelimutu menjelang subuh. Danau 3 warna bisa dilihat antara jam 5 pagi sampai 11 siang, namun kalau dipagi hari sudah gerimis dipastikan danau akan tertutup awan. Lebih dari jam 11 yang dilihat hanya kabut menutupi ketiga danau tersebut.
Sebaiknya Anda bermalam di Moni, supaya bisa berangkat pagi hari dan tidak terlalu jauh dari lokasi Kelimutu. Banyak sekali penginapan di Moni, harganya relatif biasanya sewa per rumah. Bila pergi kesana bersama teman-teman pembayaran sewa penginapan bisa patungan.
Sebaiknya Anda bermalam di Moni, supaya bisa berangkat pagi hari dan tidak terlalu jauh dari lokasi Kelimutu. Banyak sekali penginapan di Moni, harganya relatif biasanya sewa per rumah. Bila pergi kesana bersama teman-teman pembayaran sewa penginapan bisa patungan.
Gunakan jasa travel atau bertanya pada pemilik penginapanan untuk mencari angkot menuju ke gunung Kelimutu. Di bawah kaki gunung Kelimutu ada Kebun Binatang Kelimutu, sempatkan Anda mampir kesana karena masih satu jalur keluar dai Kelimutu.
0 komentar:
Posting Komentar